TUGAS V-CLASS 1
1.
Sebutkan dan
jelaskan macam-macam saluran komunikasi yang sekarang ini umum dipakai.
2. Jelaskan ciri atau
spesifikasi Frequency Shift Keying (FSK) dan Binary Frequency Shift Keying
(BFSK).
3.
Jelaskan tentang
Pulsa Code Modulation.
4.
Jelaskan tentang
jaringan satelit, sebutkan kelebihan dan kekurangan jaringan satelit.
1.
Saluran komunikasi
terdiri dari:
a.
Saluran telepon
Untuk menghubungkan komputer dengan
internet,menggunakan modem dial up. kecepatan maximal transmisi data sebesar 56
kbps-28,8 kbps.
b.
TV Kabel
Mengakses internet dengan jaringan TV kabel maka yang
dipakai, modem kabel, kecepatan maximal TV kabel mencapai 38 mbps. kelebihannya
adalah bisa mengakses internet setiap hari. kelemahannya adalah jaringan TV
kabel hanya tersedia di tempat-tempat tertentu.
c.
ISDN (Integrated
Service Digital Network)
Suatu sistem telekomunikasi layanan data,suara,dan
gambar di Integrasi dalam suatu jaringan.kecepatan transfer data pada ISDN adalah
512 kbps ke atas.
d.
ADSL (Asymetric
Digital Subscriber Line)
ADSL merupakan saluran digital yang dapat digunakan
untuk mengakses internet tanpa mengganggu saluran telepon. ADSL bekerja pada
kecepatan 512 kbps keatas. ADSL memungkinkan kecepatan internet koneksi tinggi
tanpa mengganggu kesibukan saluran telepon.
e.
SDSL (Symmetric
Digital Subscriber Line)
SDSL mirip dengan ADSL, hanya berbeda dalam satu aspek,
yaitu kecepatan upload. Koneksi SDSL ditandai dengan kecepatan upload dan
download identik. Hal ini bermanfaat untuk tujuan komersial dan bisnis
jika memerlukan kecepatan upload yang tinggi, dan koneksi SDSL memenuhi
persyaratan untuk itu. Biaya SDSL lebih mahal dibanding ADSL, tetapi hal ini
bukanlah menjadi beban jika mempertimbangkan keuntungan dari sisi bisnis.
f.
GPRS (General
Packet Radio Service)
Koneksi internet melalui GPRS memiliki kecepatan akses
1/5 kbps.
g.
Wifi (Wireless Fidelity)
Wireless merupakan jaringan nirkabel yang memanfaatkan
gelombang elektromagnetik dengan kecepatan akses internet hingga 11 mbps. 3 komponen yang tersedia dalam hotspot di
antaranya adalah access point, access controller, dan internet link. Kelemahannya
adalah akses internet hanya bisa dilakukan pada radius yang terbatas. Saat ini, laptop, palmtop dan ponsel, semua
memiliki koneksi internet nirkabel. Teknologi ini berkembang karena
meningkatnya penggunaan perangkat nirkabel seperti ponsel dan laptop.dan
kapsul.
2.
FSK
Frequncy
Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal melalui penggeseran frekuensi. BFSK
merupakan metode paling simple dari FSK. Metode ini merupakan suatu bentuk
modulasi yang memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi output
gelombang pembawa. Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi gelombang
pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal
informasi digital. Gelombang pembawa digeser ke atas dan ke bawah untuk
memperoleh bit 1 dan bit 0. Kondisi ini masing-masing disebut space dan mark.
Gambar
1. Frequency Shift Keying
3.
Pulse Code
Modulation
PCM
adalah salah satu teknik memproses suatu sinyal analog menjadi sinyal digital
melalui kode-kode pulsa. Proses-proses utama pada sistem PCM, diantaranya
Proses Sampling (Pencuplikan), Quantizing (Kuantisasi), Encoding (Penyandian).
a.
Sampling
(Pencuplikan)
Sampling adalah proses pengambilan sampel-sampel dari
sebuah sinyal kontinyu, yang dilakukan dengan cara mengukur amplitudonya secara
periodic di waktu-waktu tertentu. Frekuensi sampling harus lebih besar dari 2x
frekuensi yang disampling (sekurang-kurangnya memperoleh puncak dan lembah) [Teorema
Nyqust].
Salah satu teknik sampling yaitu teknik sampling
alamiah (Natural Sampling). Dalam praktik sampling alamiah, sampling
sinyal-sinyal analog yang menduduki frekuensi tertentu m(t) dilakukan dengan
menggunakan rangkaian-rangkaian saklar berkecepatan tinggi. Sebuah rangkaian
ekivalen menggunakan saklar mekanis, beserta sinyal samping yang dihasilkannya
diperlihatkan dalam Gambar 2(a) dan 2(b) secara berturut-turut.
Gambar
2. Sampling Alamiah
Sinyal hasil proses sampling ini dapat dituliskan
sebagai berikut:
xns(t) = m(t) xp(t)
Di mana xp(t) adalah rangkaian pulsa-pulsa persegi periodic dengan
periode Ts,
dan tiap-tiap pulsa persegi ini memiliki lebar (durasi) d dan amplitude satu satuan.
Teknik sampling ini
disebut sampling alamiah, karena pucuk tiap-tiap pulsa pada sinyal xns(t) (hasil sampling) memiliki bentuk yang sama
dengan bentuk segmen sinyal asli yang berada di interval sampling yang sama.
b.
Quantizing
(Kuantisasi)
Kuantisasi adalah proses mempresentasikan
sampel-sampel amplitudo yang didapatkan (nilai yang telah dicuplik) menjadi
nilai-nilai (tingkat-tingkat) diskrit. Asumsikan bahwa amplitudo dari m(t) berada di dalam kisaran (-mp, mp).
Proses kuantisasi membagi kisaran tersebut menjadi L rentang (atau zona) yang lebih kecil, masing-masing berukuran
(lebar) Δ yang besarnya ditentikan oleh rumus
Δ = 2 mp
/ L
Nilai amplitude dari sebuah sampel sinyal ditaksir
sebagai titik pertengahan dari rentang sampel tersebut.
Gambar
3. Proses Kuantisasi
c.
Encoding
(Penyandian)
Sebuah encoder (penyandi) berfungsi untuk
menerjemahkan tiap-tiap sampel yang telah terkuantisasi menjadi sebuah kode
bilangan. Biasa, kode-kode bilangan ini kemudian diubah ke dalam bentuk biner,
menjadi serangkaian bit yang merepresentasikan bilangan bersangkutan. Rangkaian
bit ini selanjutnya dikonversikan menjadi rangkaian pulsa-pulsa listrik untuk
ditransmisikan. Dalam kasus semacam ini, sistem yang bersangkutan disebut
sebagai sistem PCM biner. Prinsip dasar sistem PCM biner diperlihatkan dalam
Gambar 4. Asumsikan bahwa sebuah sinyal analog m(t) memiliki nilai-nilai yang berada dalam kisaran
-4 hingga 4 volt (V). Lebar panjang Δ dipilih sebesar 1 V. Sehingga, untuk
kisaran nilai-nilai m(t),
8 buah tingkat kuantisasi akan terbentuk; masing-masingnya berada di -3,5;
-2,5;…;+3.5 v. Tingkat kuantisasi di -3,5 V diberikan kode bilangan 0, kode bilangan
1 untuk tingkat di -2,5 V, dan seterusnya, hingga ke tingkat di +3,5 V diberikan
kode bilangan 7. Tiap-tiap kode bilangan kemudian dibuatkan representasi
binernya, mulai dari 000 hingga 111. Tiap-tiap sampel yang diperoleh dari sinyal m(t) kemudian dipetakan ke tingkat kuantisasi yang
terdekat dengan nilainya.
Gambar
4. Prinsip Dasar PCM
4.
Jaringan Satelit
a.
Pengertian
Satelit
merupakan salah satu medium yang digunakan dalam transmisi komunikasi. Satelit
berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan dari satu titik ke titik
lainnya di atas bumi. Pada umumnya digunakan jenis satelit Geostasioner, yang mengorbit pada titik yang
sama di atas permukaan bumi dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.
Sistem transmisi data dengan jaringan satelit juga
disebut dengan VSAT (Very Small Aperture Terminal). Sebenarnya VSAT merupakan
stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan
dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk
menerima dan mengirim data ke satelit. Oleh karena itu piringan VSAT tersebut
menghadap ke sebuah satelit Geostasioner.
Keunggulan VSAT yakni mecakup jangkauan terjauh, dapat
mencapai setengah permukaan bumi karena menggunakan relay dari satelit. Adapun
kekurangannya antara lain koneksinya rentan terhadap gangguan cuaca, memakan
tempat (piringan/parabola), mempunyai tingkat hambatan (latency) yang lebih
tinggi dibanding kabel dan akibat jarak antara satelit dan bumi yang relatif
jauh mengakibatkan adanya delay propagansi yang signifikan.
b.
Cara Kerja Satelit
Tahapan-tahapan
dalam cara kerja satelit dibagi menjadi tiga tahapan yaitu, tahap pertama
satelit menerima sebuah sinyal yang kemudian pada tahap kedua satelit akan
memperbesar sinyal tersebut. lalu pada tahap terakhir, sinyal tersebut
dikembalikan kebumi dan diterima oleh beberapa stasiun yang ada di bumi.
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar
5. Cara Kerja Satelit
Untuk menciptakan jaringan seperti ini satelit
menggunakan transponders yang dapat menyalurkan pesan dua arah. Antena satelit
merupakan factor penting yang dapat mempengaruhi jaringan komunikasi satelit.
Sedangkan transmisinya difokuskan pada wilayahwilayah yang spesifik di bumi.
Area penerimaan ini disebut juga dengan nama foot print, dan dapat bervariasi,
tergantung pada aplikasi satelit.
Kapasitas
informasi satelit memiliki keterbatasan dengan factor yang berbeda-beda,
termasuk angka transponder dan permintaan kekuatan untuk sistem transmisi.
Yakni c-band dan ku-band. Pada transmisi satelit c-band hanya menyalurkan 4/6
GHZ, sedangkan ku-band lebih banyak dioperasikan karena memiliki jangkauan
12/14 GHZ. Ku-band lebih menguntungkan dibandingkan dengan c-band yang memiliki
keterbatasan dalam kekuatan untuk menghindari gangguan dengan terrestrial
microwave system. Ku-band tidak memiliki keterbatasan seperti itu dan kekuatan
downlinknya pun dapat ditingkatkan.
c.
Kelebihan Jaringan
Satelit
·
Cakupan yang luas.
bisa satu negara, satu wilayah, satu daerah ataupun satu benua.
·
Bandwith yang
tersedia cukup lebar.
·
Independen dari
infrastruktur terrestrial.
·
Instalasi jaringan
segmen bumi yang cepat.
·
Biaya relative
rendah per-site.
· Area coverage yang
luas, jangkauan cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun global,
bahkan dapat mencapai setengah dari permukaan bumi.
·
VSAT bisa dipasang
dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit.
· Dapat Koneksi
dimana saja. Tidak perlu terjadi LoS (Line of Sight) dan tidak ada masalah
dengan jarak, karena garis lurus transfer data ke arah luar bumi jadi tidak
terhalang oleh bangunan – bangunan/letak geografis bumi.
· Komunikasi dapat
dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara
broadcasting, multicasting.
· Handal dan bisa
digunakan untuk koneksi voice (PABX), video dan data, dengan menyediakan
bandwidth yang lebar dengan menyewa pada provider saja.
·
Jika ke internet
jaringan akses langsung ke ISP/ NAP router.
· Sangat baik untuk
daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur
telekomunikasi.
· Media transmisi
satelit (VSAT) tidak akan bertabrakan dengan VSAT yang lain karena memiliki
orbit masing – masing yang bersifat unik, jadi tidak mungkin sama.
d.
Kelemahan Jaringan
Satelit
·
Butuh biaya yang
tinggi untuk membuat sebuah satelit.
·
Butuh waktu
bertahun-tahun untuk membangun sebuah satelit.
· Setelah
diluncurkan, satelit harus dipantau dan dikendalikan secara rutin agar tetap
berada pada orbitnya.
· Satelit umumnya
berumur sekitar 12-15 tahun. Sebelum satelit tersebut tidak dapat dioperasikan,
maka perlu dilakukan perencanaan untuk meluncurkan satelit baru.
Sumber:
[i] Ditjen Aptika. 2015. Sistem Jaringan Internet di Indonesia. http://aptika.kominfo.go.id/index.php/artikel/69-sistem-jaringan-internet-di-indonesia.
Diakses pada 12 Januari 2017
[ii] Ilham, Y. 2015. Internet Broadband: Pengertian dan Jenis-Jenis Koneksi Internet
Broadband. http://yusufilham.web.ugm.ac.id/2015/09/12/internet-broadband-pengertian-dan-jenis-jenis-koneksi-internet-broadband/.
Diakses pada 11 Januari 2017.
[iii] Hsu, H.
(2006). Komunikasi Analog dan Digital. Jakarta: Penerbit Erlangga.
[iv] Nurrochmah,
R. 2011. Saluran Telekomunikasi. https://restinurrochmah1997.wordpress.com/2011/10/14/saluran-telekomunikasi/.
Diakses pada 11 Januari 2017.
[v] RF
Wireless World. Advantages and
disadvantages of Satellite Communication. http://www.rfwireless-world.com/Terminology/Advantages-and-Disadvantages-of-satellite-communication.html.
Diakses pada 12 Januari 2017.
[vi] Wawan.
2015. Mengenal Jaringan Satelit. http://www.gatewan.com/2015/01/mengenal-jaringan-satelit.html.
Diakses pada 12 Januari 2017.
[vii] Wikipedia. Modulasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Modulasi. Diakses pada 12
Januari 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar