Pages

Definisi Komunikasi Digital

Kamis, 12 Januari 2017
TUGAS V-CLASS 1
1.    Sebutkan dan jelaskan macam-macam saluran komunikasi yang sekarang ini umum dipakai.
2.   Jelaskan ciri atau spesifikasi Frequency Shift Keying (FSK) dan Binary Frequency Shift Keying (BFSK).
3.    Jelaskan  tentang  Pulsa Code Modulation.
4.    Jelaskan tentang jaringan satelit, sebutkan kelebihan dan kekurangan jaringan satelit.


1.    Saluran komunikasi terdiri dari:
a.    Saluran telepon
Untuk menghubungkan komputer dengan internet,menggunakan modem dial up. kecepatan maximal transmisi data sebesar 56 kbps-28,8 kbps.
b.    TV Kabel
Mengakses internet dengan jaringan TV kabel maka yang dipakai, modem kabel, kecepatan maximal TV kabel mencapai 38 mbps. kelebihannya adalah bisa mengakses internet setiap hari. kelemahannya adalah jaringan TV kabel hanya tersedia di tempat-tempat tertentu.
c.    ISDN (Integrated Service Digital Network)
Suatu sistem telekomunikasi layanan data,suara,dan gambar di Integrasi dalam suatu jaringan.kecepatan transfer data pada ISDN adalah 512 kbps ke atas.
d.   ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line)
ADSL merupakan saluran digital yang dapat digunakan untuk mengakses internet tanpa mengganggu saluran telepon. ADSL bekerja pada kecepatan 512 kbps keatas. ADSL memungkinkan kecepatan internet koneksi tinggi tanpa mengganggu kesibukan saluran telepon.
e.    SDSL (Symmetric Digital Subscriber Line)
SDSL mirip dengan ADSL, hanya berbeda dalam satu aspek, yaitu kecepatan upload. Koneksi SDSL ditandai dengan kecepatan upload  dan  download identik. Hal ini bermanfaat untuk tujuan komersial dan bisnis jika memerlukan kecepatan upload yang tinggi, dan koneksi SDSL memenuhi persyaratan untuk itu. Biaya SDSL lebih mahal dibanding ADSL, tetapi hal ini bukanlah menjadi beban jika mempertimbangkan keuntungan dari sisi bisnis.
f.     GPRS (General Packet Radio Service)
Koneksi internet melalui GPRS memiliki kecepatan akses 1/5 kbps.
g.    Wifi (Wireless Fidelity)
Wireless merupakan jaringan nirkabel yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik dengan kecepatan akses internet hingga 11 mbps.  3 komponen yang tersedia dalam hotspot di antaranya adalah access point, access controller, dan internet link. Kelemahannya adalah akses internet hanya bisa dilakukan pada radius yang terbatas. Saat  ini, laptop, palmtop dan ponsel, semua memiliki koneksi internet nirkabel. Teknologi ini berkembang karena meningkatnya penggunaan perangkat nirkabel seperti ponsel dan laptop.dan kapsul.

2.    FSK
Frequncy Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal melalui penggeseran frekuensi. BFSK merupakan metode paling simple dari FSK. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa. Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi digital. Gelombang pembawa digeser ke atas dan ke bawah untuk memperoleh bit 1 dan bit 0. Kondisi ini masing-masing disebut space dan mark.


Gambar 1. Frequency Shift Keying

3.    Pulse Code Modulation
PCM adalah salah satu teknik memproses suatu sinyal analog menjadi sinyal digital melalui kode-kode pulsa. Proses-proses utama pada sistem PCM, diantaranya Proses Sampling (Pencuplikan), Quantizing (Kuantisasi), Encoding (Penyandian).
a.    Sampling (Pencuplikan)
Sampling adalah proses pengambilan sampel-sampel dari sebuah sinyal kontinyu, yang dilakukan dengan cara mengukur amplitudonya secara periodic di waktu-waktu tertentu. Frekuensi sampling harus lebih besar dari 2x frekuensi yang disampling (sekurang-kurangnya memperoleh puncak dan lembah) [Teorema Nyqust].
Salah satu teknik sampling yaitu teknik sampling alamiah (Natural Sampling). Dalam praktik sampling alamiah, sampling sinyal-sinyal analog yang menduduki frekuensi tertentu m(t) dilakukan dengan menggunakan rangkaian-rangkaian saklar berkecepatan tinggi. Sebuah rangkaian ekivalen menggunakan saklar mekanis, beserta sinyal samping yang dihasilkannya diperlihatkan dalam Gambar 2(a) dan 2(b) secara berturut-turut.


Gambar 2. Sampling Alamiah

Sinyal hasil proses sampling ini dapat dituliskan sebagai berikut:
xns(t) = m(t) xp(t)
Di mana xp(t) adalah rangkaian pulsa-pulsa persegi periodic dengan periode Ts, dan tiap-tiap pulsa persegi ini memiliki lebar (durasi) d dan amplitude satu satuan.
Teknik sampling ini disebut sampling alamiah, karena pucuk tiap-tiap pulsa pada sinyal xns(t) (hasil sampling) memiliki bentuk yang sama dengan bentuk segmen sinyal asli yang berada di interval sampling yang sama.

b.    Quantizing (Kuantisasi)
Kuantisasi adalah proses mempresentasikan sampel-sampel amplitudo yang didapatkan (nilai yang telah dicuplik) menjadi nilai-nilai (tingkat-tingkat) diskrit. Asumsikan bahwa amplitudo dari m(t) berada di dalam kisaran (-mp, mp). Proses kuantisasi membagi kisaran tersebut menjadi L rentang (atau zona) yang lebih kecil, masing-masing berukuran (lebar) Δ yang besarnya ditentikan oleh rumus
Δ = 2 mp / L
Nilai amplitude dari sebuah sampel sinyal ditaksir sebagai titik pertengahan dari rentang sampel tersebut.

Gambar 3. Proses Kuantisasi

c.    Encoding (Penyandian)
Sebuah encoder (penyandi) berfungsi untuk menerjemahkan tiap-tiap sampel yang telah terkuantisasi menjadi sebuah kode bilangan. Biasa, kode-kode bilangan ini kemudian diubah ke dalam bentuk biner, menjadi serangkaian bit yang merepresentasikan bilangan bersangkutan. Rangkaian bit ini selanjutnya dikonversikan menjadi rangkaian pulsa-pulsa listrik untuk ditransmisikan. Dalam kasus semacam ini, sistem yang bersangkutan disebut sebagai sistem PCM biner. Prinsip dasar sistem PCM biner diperlihatkan dalam Gambar 4. Asumsikan bahwa sebuah sinyal analog m(t) memiliki nilai-nilai yang berada dalam kisaran -4 hingga 4 volt (V). Lebar panjang Δ dipilih sebesar 1 V. Sehingga, untuk kisaran nilai-nilai m(t), 8 buah tingkat kuantisasi akan terbentuk; masing-masingnya berada di -3,5; -2,5;…;+3.5 v. Tingkat kuantisasi di -3,5 V diberikan kode bilangan 0, kode bilangan 1 untuk tingkat di -2,5 V, dan seterusnya, hingga ke tingkat di +3,5 V diberikan kode bilangan 7. Tiap-tiap kode bilangan kemudian dibuatkan representasi binernya, mulai dari 000 hingga 111. Tiap-tiap sampel yang diperoleh dari sinyal m(t) kemudian dipetakan ke tingkat kuantisasi yang terdekat dengan nilainya.

Gambar 4. Prinsip Dasar PCM

4.    Jaringan Satelit
a.    Pengertian
Satelit merupakan salah satu medium yang digunakan dalam transmisi komunikasi. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan dari satu titik ke titik lainnya di atas bumi. Pada umumnya digunakan jenis satelit  Geostasioner, yang mengorbit pada titik yang sama di atas permukaan bumi dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.
Sistem transmisi data dengan jaringan satelit juga disebut dengan VSAT (Very Small Aperture Terminal). Sebenarnya VSAT merupakan stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Oleh karena itu piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit Geostasioner.
Keunggulan VSAT yakni mecakup jangkauan terjauh, dapat mencapai setengah permukaan bumi karena menggunakan relay dari satelit. Adapun kekurangannya antara lain koneksinya rentan terhadap gangguan cuaca, memakan tempat (piringan/parabola), mempunyai tingkat hambatan (latency) yang lebih tinggi dibanding kabel dan akibat jarak antara satelit dan bumi yang relatif jauh mengakibatkan adanya delay propagansi yang signifikan.

b.    Cara Kerja Satelit
Tahapan-tahapan dalam cara kerja satelit dibagi menjadi tiga tahapan yaitu, tahap pertama satelit menerima sebuah sinyal yang kemudian pada tahap kedua satelit akan memperbesar sinyal tersebut. lalu pada tahap terakhir, sinyal tersebut dikembalikan kebumi dan diterima oleh beberapa stasiun yang ada di bumi. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Cara Kerja Satelit

Untuk menciptakan jaringan seperti ini satelit menggunakan transponders yang dapat menyalurkan pesan dua arah. Antena satelit merupakan factor penting yang dapat mempengaruhi jaringan komunikasi satelit. Sedangkan transmisinya difokuskan pada wilayahwilayah yang spesifik di bumi. Area penerimaan ini disebut juga dengan nama foot print, dan dapat bervariasi, tergantung pada aplikasi satelit.
Kapasitas informasi satelit memiliki keterbatasan dengan factor yang berbeda-beda, termasuk angka transponder dan permintaan kekuatan untuk sistem transmisi. Yakni c-band dan ku-band. Pada transmisi satelit c-band hanya menyalurkan 4/6 GHZ, sedangkan ku-band lebih banyak dioperasikan karena memiliki jangkauan 12/14 GHZ. Ku-band lebih menguntungkan dibandingkan dengan c-band yang memiliki keterbatasan dalam kekuatan untuk menghindari gangguan dengan terrestrial microwave system. Ku-band tidak memiliki keterbatasan seperti itu dan kekuatan downlinknya pun dapat ditingkatkan.

c.    Kelebihan Jaringan Satelit
·      Cakupan yang luas. bisa satu negara, satu wilayah, satu daerah ataupun satu benua.
·      Bandwith yang tersedia cukup lebar.
·      Independen dari infrastruktur terrestrial.
·      Instalasi jaringan segmen bumi yang cepat.
·      Biaya relative rendah per-site.
·    Area coverage yang luas, jangkauan cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun global, bahkan dapat mencapai setengah dari permukaan bumi.
·      VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit.
·    Dapat Koneksi dimana saja. Tidak perlu terjadi LoS (Line of Sight) dan tidak ada masalah dengan jarak, karena garis lurus transfer data ke arah luar bumi jadi tidak terhalang oleh bangunan – bangunan/letak geografis bumi.
·     Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting, multicasting.
· Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice (PABX), video dan data, dengan menyediakan bandwidth yang lebar dengan menyewa pada provider saja.
·      Jika ke internet jaringan akses langsung ke ISP/ NAP router.
·  Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur telekomunikasi.
·  Media transmisi satelit (VSAT) tidak akan bertabrakan dengan VSAT yang lain karena memiliki orbit masing – masing yang bersifat unik, jadi tidak mungkin sama.

d.    Kelemahan Jaringan Satelit
·      Butuh biaya yang tinggi untuk membuat sebuah satelit.
·      Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun sebuah satelit.
·   Setelah diluncurkan, satelit harus dipantau dan dikendalikan secara rutin agar tetap berada pada orbitnya.
·  Satelit umumnya berumur sekitar 12-15 tahun. Sebelum satelit tersebut tidak dapat dioperasikan, maka perlu dilakukan perencanaan untuk meluncurkan satelit baru.

Sumber:
[i]      Ditjen Aptika. 2015. Sistem Jaringan Internet di Indonesia. http://aptika.kominfo.go.id/index.php/artikel/69-sistem-jaringan-internet-di-indonesia. Diakses pada 12 Januari 2017
[ii]     Ilham, Y. 2015. Internet Broadband: Pengertian dan Jenis-Jenis Koneksi Internet Broadband. http://yusufilham.web.ugm.ac.id/2015/09/12/internet-broadband-pengertian-dan-jenis-jenis-koneksi-internet-broadband/. Diakses pada 11 Januari 2017.
[iii]    Hsu, H. (2006). Komunikasi Analog dan Digital. Jakarta: Penerbit Erlangga.
[iv]    Nurrochmah, R. 2011. Saluran Telekomunikasi. https://restinurrochmah1997.wordpress.com/2011/10/14/saluran-telekomunikasi/. Diakses pada 11 Januari 2017.
[v]     RF Wireless World. Advantages and disadvantages of Satellite Communication. http://www.rfwireless-world.com/Terminology/Advantages-and-Disadvantages-of-satellite-communication.html. Diakses pada 12 Januari 2017.
[vi]    Wawan. 2015. Mengenal Jaringan Satelit. http://www.gatewan.com/2015/01/mengenal-jaringan-satelit.html. Diakses pada 12 Januari 2017.

[vii]   Wikipedia. Modulasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Modulasi. Diakses pada 12 Januari 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar